Critical Eleven: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan

Thursday, January 12, 2017

Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan

Dalam hidup ini kita akan selalu ditempatkan pada kondisi di mana kita harus memilih. Orang bilang bahwa hidup ini adalah sebuah pilihan. Mulai dari hal sederhana, sesederhana memilih menu sarapan pagi sebelum beraktivitas, sampai kepada pilihan seumur hidup yang tidak bisa main-main, yaitu perkara memilih pasangan.

Perkara pilihan seumur hidup ini tentunya mungkin adalah pilihan yang dihadapi oleh hampir semua orang, termasuk Ale dan Anya yang merupakah tokoh utama dalam novel ‘Critical Eleven’ ini. Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta - Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat kepada Ale, tujuh jam berikutnya mereka berdua duduk bersebelahan di dalam pesawat kemudian saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya. Yeah! Mereka berdua terjebak dalam kondisi ‘Critical Eleven’ dalam percintaan.

“Life is the sum of our choices, katanya, dan pilihan-pilihan itu terekam di dalam kepala kita dalam bentuk fragmen-fragmen momen yang pernah kita alami, tersimpan rapi di dalam sel-sel otak kita, kadang malah terbenam di situ sekian lama, sampai ada sesuatu yang mengusik kita akan momen itu.” (Novel 'Critical Eleven' - halaman 324)

Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan

Sebenarnya istilah ‘Critical Eleven’ adalah sebuah istilah dalam dunia penerbangan. ‘Critical Eleven’ adalah sebelas menit paling kritis di dalam pesawat, yaitu tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing, dimana secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit tersebut.

Sama halnya ketika kita bertemu dengan seseorang, kondisi ‘Critical Eleven’ pun berlaku. Tiga menit pertama, kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk. Sementara delapan menit sebelum berpisah adalah delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang yang kita temui jelas bercerita apakah pertemuan yang terjadi akan jadi awal untuk sesuatu ataukah justru akan menjadi perpisahan.

TOKOH
Ale – Aldebaran Risjad – digambarkan sebagai seorang pria urban dengan sosok sempurna dan sifat-sifat yang didambakan para wanita dan bekerja sebagai offshore operation engineer di sebuah kilang minyak di lepas pantai Benua Amerika. Ale adalah penyuka kopi, ketoprak, kastengels, udara bebas, buku, film, lego, dan kerja. Sementara Anya – Tanya Laetitia Baskoro – digambarkan sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki karir gemilang sebagai management konsultan, memiliki gaya hidup menengah ke atas, berpendidikan dan lulusan universitas di luar negeri, namun seringkali berfikir bahwa dirinya adalah 'a 28 years old aimless & manless girl' yang tiada hentinya mempertanyakan akan makna dan tujuan hidupnya. Setelah melalui ‘Critical Eleven’ yang Ale dan Anya lalui pada perkenalan pertama, keduanya pun memilih dan memutuskan untuk bersama-sama. Namun ternyata pilihan yang diambil oleh Ale dan Anya tersebut justru malah memunculkan banyak pilihan-pilihan pelik lainnya, bahkan memunculkan konflik yang diceritakan secara bergantian baik itu dari sudut pandang Ale maupun dari sudut pandang Anya. Tokoh-tokoh lain dalam novel ini juga dijelaskan secara jelas dan nggak tau kenapa terasa nyata untuk saya. Ika Natassa memang juara banget!

GAYA BAHASA & PENYAMPAIAN
Ika Natassa -sang penulis novel- membuat saya sangat mengenali tokoh Ale dan Anya yang mengisi setiap halaman novel 'Critical Eleven' setebal 399 halaman ini. Lembar-demi lembar buku ini bukan hanya menyuguhkan tentang manisnya romantisme kisah cinta muda mudi yang memadu kasih, namun juga memaparkan tentang bagaimana menghadapi rasa kesedihan dan duka yang disampaikan dengan gaya bahasa lugas dan dipertegas dengan dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) untuk beberapa percakapan.
Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan
Menurut saya, buku ‘Critical Eleven’ ini sangat memperlihatkan kematangan Ika Natassa dalam meracik cerita fiksi yang dipadukan dengan fakta-fakta keilmuan, dimana untuk menggabungkan keduanya tentunya membutuhkan riset mendalam. Untuk saya, buku ini bukan hanya menjadi bacaan sebagai hiburan, namun juga menjadi sumber ilmu baru yang pasti nggak akan bikin ngawur karena selalu ada catatan kaki pada istilah-istilah asing / istilah keilmuan yang memang kurang akrab di telinga saya.

PLOT
Salah satu hal yang membuat saya tidak ingin berhenti sebelum melahap habis semua aksara dalam buku ini adalah plot tulisan yang menggemaskan dan seperti puzzle. Yes! Menurut saya, plot cerita yang disajikan oleh Ika Natassa dalam karyanya yang ini, begitu terorganisir dan membuat saya meraba-raba inti cerita dari setiap bab. Rasa penasaran saya tentang kelanjutan kisah Ale dan Anya terpancing sehingga saya kesulitan mengerem mata untuk lanjut membaca bab berikutnya dan berikutnya dan berikutnya demi menggali kejelasan dan mengetahui akhir cerita. Membaca lembar-demi lembar kisah dalam buku ini, kadang menimbulkan rasa deg-degan, rasa haru, juga geer sambil senyum-senyum cringeworthy. Ini saya beneran tenggelam dalam kisah Ale dan Anya sepertinya.. Haha..

IDE CERITA
Bagi saya, membaca buku ‘Critical Eleven’ ini memberikan pengalaman emosional luar biasa. Berbagai konflik, termasuk konflik batin pasangan suami istri yang bisa kita temui di buku ini, dijelaskan dengan alur flashback dan mendetil namun penuh dengan pesan moral yang membuat buku ini menjadi salah satu jajaran buku yang menurut saya wajib dibaca oleh pasangan yang hendak menikah.
Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan
Pesan moral yang saya dapat dari buku ini bahwa sejatinya hubungan antara dua insan dan ikatan pernikahan itu bukan hanya tentang mereguk manisnya secawan madu, tapi juga tentang bagaimana mengarungi ombak yang menerjang biduk cinta di tengah samudera kehidupan, dan pastinya juga tentang bagaimana cara menghadapi keraguan hati yang dihadapkan dengan pertanyaan terhadap pilihan yang sudah kita ambil. Kok kesannya berat ya? Baca dulu bukunya deh sebelum komentar, karena menurut saya kisah Ale & Anya dalam novel ini dibawakan dengan tidak terlalu berat namun juga tidak terlalu ringan, dan pembaca masih bisa menemukan percikan bumbu humor dalam beberapa part cerita. Kalo boleh saya simpulkan, secara keseluruhan cerita ‘Critical Eleven’ ini menyentuh dan dengan membaca buku ini mungkin akan membuat kamu harus memilih apakah kamu memihak pada Ale, atau memihak Anya, atau memihak dan mencintai keduanya, atau justru malah membenci keduanya.

CRITICAL ELEVEN THE MOVIE
Dari kabar yang saya dengar, novel best seller karya Ika Natassa ini akan diadaptasi kedalam sebuah film dengan judul yang sama. Konon kabarnya, tokoh Ale akan diperankan oleh Reza Rahadian, sementara tokoh Anya akan diperankan oleh Adinia Wirasti. Baper deh nih!
Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan
Makin baper kalo liat twitter dan ig nya mbak Ika Natassa, soalnya udah banyak bocoran-bocoran tentang filmnya nih. Oh iya, film Critical Eleven ini kembali mempertemukan Reza Rahadian dan Adinia Wirasti setelah keduanya beradu peran dalam film Kapan Kawin ? , which is saya suka dengan akting mereka di film tersebut! Semoga di film ini chemistry di antara keduanya dalam memerankan tokoh Ale dan Anya dapet banget ya! Kalo dari look sih, Reza Rahadian tuh udah Ale banget dan Adinia Wirasti juga emang Anya banget. Can’t wait to watch the movie nih! Saran saya sih mending baca dulu bukunya, baru nonton filmnya. Iya, gitu.

Critical Eleven by Ika Natassa: Ketika Hati Mempertanyakan Pilihan

Well, meskipun Ale dan Anya mempertanyakan pilihan yang telah mereka ambil, tapi rasanya saya sih sama sekali nggak perlu mempertanyakan kembali tentang pilihan bacaan saya yang jatuh ke buku novel best seller ‘Critical Eleven’. Thank you Mbak Ika Natassa, ditunggu karya-karya berikutnya. I’m satisfied!

---

BUKU CRITICAL ELEVEN - IN SUMMARY

Judul buku: Critical Eleven
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
ISBN: 978-602-03-1892-9
Desain sampul: Ika Natassa
Editor: Rosi L. Simamora
Jumlah halaman: 399 halaman

9 comments:

  1. Ga banyak pengarang indonesia yg aku suka banget buku2nya... tapi ika natassa termasuk yg aku favoritin :D.. aku mau cari buku yg critical eleven ini mbak.. ^o^.. buku trakhirnya yg aku baca the architecture of love..sukaaa banget baca kisah cinta raia di sana :D..yg bikin aku suka dari ika ya, rata2 bukunya jg ttg traveling... jd aku srg ngebayangin tempat2 yg dia tulis itu mbak

    ReplyDelete
  2. Ini review ke3 yang aku baca tentang buku ini.. kemudian galau dan baperrr.. tetep kepikiran perlu beli apa ngga XD

    ReplyDelete
  3. Ya ampunnn memang buku ini fenomenal banget. fix beli deh abis ini hehe

    www.extraodiary.com

    ReplyDelete
  4. Waah, aku belum baca novel ini, makasih sudah berbagi info. jadi kepengin baca

    ReplyDelete
  5. Thanks banget tentang gambaran bukunya mbak! saatnya hunting buku tersebut ne, sebelum keduluan sma filmnya!

    ReplyDelete
  6. Belum sempet baca bukunya, padahal udah dari lama ini. Semoga bisa baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya hehe

    ReplyDelete
  7. Dan aku tersasar ke sini karena penasaran ama review film critical eleven abis liat promonya si reza n adinia, ternyata kudu baca bukunya dulu yak, biar lebih greng hihi

    ReplyDelete
  8. Setelah blog walking kesana kemari ternyata malah nemu tulisan keren disini... thanks atas tulisan kerennya ya...

    ReplyDelete