Suatu Siang di Kota Tua Jakarta

Sunday, September 13, 2015

Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Suatu siang di Kota Tua Jakarta.. Sepeda Onthel yang disewakan berjajar rapi, sekumpulan orang terlihat riang, terik matahari tak menghalangi penampilan dari berbagai atraksi..
Sudah baca catatan perjalanan saya yang berjudul Sekilas Pesona di Pelabuhan Sunda Kelapa gaes? Sebelum terus membaca postingan ini, saya sarankan kalian baca dulu postingan tersebut. Kenapa? Karena postingan dengan judul Suatu Siang di Kota Tua Jakarta pada kesempatan ini adalah sekuel kedua dari trilogi postingan Ngider Jakarta, dan ceritanya nyambung loh gaes! 

Jadi kalau kalian sudah baca postingan saya sebelumnya (Sekilas Pesona di Pelabuhan Sunda Kelapa, red.), di akhir postingan tersebut saya ngegantungin kalian dengan sebuah statement bahwa saya dan Moti sudah membuat sebuah keputusan terbesar plus terlebay di abad ini, yaitu keputusan untuk pergi mencari tempat makan dan mencari keriaan lain di hari tersebut. Maaf ya, saya kadang emang suka nggak sadar ngegantungin orang nih gaes. Maaf banget ini mah, namanya juga nggak sadar! Heee.. Nah! Sebagai tanda permohonan maaf saya karena udah ngegantungin kalian, maka berkaitan dengan statement tersebut, di postingan ini saya akan mengemukakan secara lugas dan blak-blakan (halah, kamana atuh lugas dan blak-blakan! hahaha..) apa gerangan keputusan kami saat itu. Well, dari judul postingan ini udah ketebak dong akhirnya saya dan Moti melanjutkan perjalanan kemana? Yeap! Kalian bener banget duhai jamaah labollatorium sekalian! Saya dan Moti, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Kota Tua. Yeay!

Menuju ke Kota Tua. Dari Pelabuhan Sunda Kelapa saya dan Moti sedikit berjalan kaki sampai ke arah bekas galangan kapal VOC, kemudian dari situ saya dan Moti menaiki Kopaja. Entah Kopaja jurusan mana, pokoknya waktu saya tanya apakah Kopaja tersebut menuju ke arah Kota Tua, sang kernet Kopaja menganggukkan kepalanya. Tanpa banyak pertimbangan, saya dan Moti langsung menaiki Kopaja tersebut dan ternyata dalam waktu kurang dari 30 menit, saya dan Moti pun sudah sampai di Kota Tua. 

Suatu Siang di Kota Tua Jakarta

Museum Bank Indonesia di seberang sana sayangnya hanya terlewati begitu saja.

Keadaan lapar berat yang kami rasakan ditambah dengan matahari Jakarta siang itu yang sedang terik -seterik-teriknya-terik- membuat kami melewatkan banyak objek wisata disekitar Kota Tua nih gaes! Sebut saja bekas galangan kapal VOC (yang sebelum naik Kopaja tadi sebenarnya sudah saya dan Moti lewati, red.), Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Museum Keramik, Museum Wayang, Gereja Sion, Toko Merah, sewa sepeda onthel, dan juga beberapa objek wisata lainnya di area Kota Tua Jakarta. Wisata kuliner dari pedagang yang menjajakan makanan khas Jakarta seperti Kerak Telor atau Selendang Mayang pun sayangnya terlewatkan begitu saja oleh kami.

Suatu Siang di Kota Tua Jakarta

Sebagian orang mencari nafkah dengan menyewakan sepeda, sementara sebagian lainnya bersuka ria di Kota Tua.
Sayang banget sih sebenernya ya? Iya kayak aku ke kamu gitu deh, sayang banget! Hahaha.. Tapi mau gimana lagi, sesayang-sayangnya kita sama sesuatu, kita kan harus bisa ikhlas dalam melepas ya? Eaaaaa.. Seperti yang sudah saya sebutkan di akhir postingan Sekilas Pesona di Pelabuhan Sunda Kelapa dan saya tegaskan lagi di postingan ini bahwa saya dan Moti singgah ke Kota Tua memang lebih kepada tujuan untuk mencari sesuap nasi a.k.a makan siang gaes! Bukan mau mencari masalah.. Bukan juga mau mencari pasangan hidup.. Bukan! Heu.. Jadi jangan kesel kalo di postingan ini I don’t give a rich information about everything that actually can you see at Old Batavia a.k.a Kota Tua ya? Maafin Inul ya penonton? Hehehe.. 
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Sebuah gang yang ramai dengan pedagang.
Keramaian di Kota Tua pada hari itu sungguh tiada terkira. Sementara di tengah lapangan ramai dengan berbagai atraksi, ternyata di sepanjang jalanan gang pun ramai dengan para pedagang. Super duper crowded lah pokoknya! Saya nggak ngerti sih, apa memang Kota Tua di akhir pekan tuh selalu seramai itu ya? Di tengah keramaian tersebut pun saya cuma sempet berhenti sesekali saja untuk mengabadikan gambar suasana di Kota Tua Jakarta. Selain diburu oleh rasa lapar yang membahana, saya juga nggak mau kebanyakan dan kelamaan berhenti saat itu, soalnya takut si Moti KZL dan ngamuk ngacak-ngacak Kota Tua. Kan berabe, ya kan? Kan!
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Ondel-ondel dan masih banyak atraksi lain yang bisa kita lihat di Kota Tua Jakarta.
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Hampir semua tempat makan dipenuhi oleh pengunjung Kota Tua.. Bangunan bernuansa tempo dulu pun menambah kental nostalgia di Kota Tua Jakarta..
Setelah melewati berbagai keramaian di Kota Tua siang itu, akhirnya saya dan Moti memilih untuk makan siang di Bangi Kopi Tiam – Kota Tua Jakarta. Ternyata di dalam café tersebut juga penuh dengan pengunjung yang mungkin sedang berada pada level lapar yang sama seperti saya dan Moti. Menurut saya, Bangi Kopi Tiam di Kota Tua ini memiliki interior yang uchul a.k.a luchu euy, gaes! Terbukti ketika kami datang ke sana, meja pengunjung incaran saya dan Moti malah ditempati oleh pengunjung yang sekaligus berfoto ria (berfoto ria tapi serius soalnya pake kamera DSLR, red.) di dalam café loh gaes! 
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Sebuah sudut yang eye catching di Bangi Tiam Kota Tua Jakarta.
Dasar rejeki dua anak sholehah, ketika kami sedang menunggu pesanan, ternyata pengunjung di meja incaran kami pun beranjak pulang meninggalkan restoran. Saya dan Moti pun bergegas pindah ke meja tersebut, karena kita juga mau makan sambil foto-foto di situ dooong aaahhh! Please deeehhh! Hahaha.. Setelah pindah meja ke pojok incaran tersebut, ketika makanan pesanan kami masih belum juga datang, kami sempat foto-foto dulu deh jadinya, kan asyik.. Hehehe.. Interior Bangi Kopi Tiam di Kota Tua ini memadukan gaya old school-tempo dulu, minimalis, dan modern. Meskipun restorannya sedang ramai oleh pengunjung, tapi ambience-nya nggak kerasa rusuh sih kalo menurut saya mah.. Mungkin kamu akan berpendapat sama jika melihat gambar di bawah ini.
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Paduan gaya old school-minimalis-modern terlihat di beberapa sudut Bangi Tiam.
Suatu Siang di Kota Tua Jakarta
Moti saya jadiin model untuk photo session di Bangi Tiam. Seneng dia mah.. Hahaha..
Makan enak dan ngopi cantik di Bangi Kopi Tiam – Kota Tua Jakarta sambil ngobrol-ngobrol, foto-foto, dan meredakan lelah membuat saya dan Moti lupa waktu. Keenakan santai, tak terasa sang senja mulai menunjukkan batang hidungnya karena ternyata di luar Bangi Kopi Tiam matahari tak lagi seterik ketika saya dan Moti baru sampai di Kota Tua. 

Nah! Tau nggak? Nggak ya? Hahaha.. Jadi selama saya dan Moti diem di Bangi Kopi Tiam tuh sebenernya kita masih ngobrolin satu destinasi ‘keriaan’ lagi loh gaes! Hahaha.. Nggak ada puasnya ya? Ya gimana ya, saya sama Moti anaknya susah puas sih gaes! Blelele.. Sebenernya sih bukan nggak ada puasnya, cuman ini mah sekalian jalan dan kebeneran saya dan Moti sedang nggak ada deadline kerjaan sih.. Tau sendiri dong deadline anak agency sama anak media kek gimana? Deadline kita tuh ya, sampe ke dalem mimpi juga doski sanggup ngejar! Menghantui gitu deh! Ngeri banget men! Jadi kalo sedang nggak ada deadline dan ada kesempatan merasakan weekend secara normal tuh udah wajib banget hukumnya harus dirayakan dengan senang-senang semaksimal mungkin! Lagipula, masa weekend cepet pulang.. Pulangnya ke kost-an lagi.. Mau ngapain? Maen congklak sambil ngelamunin gebetan? No.. No.. No.. Biar aja gebetan yang ngelamunin kita sambil doski maen congklak.. Hahaha.. Eh eh eh gaes, gaes, hasil obrolan antara saya dengan Moti ketika lagi ngadem di Bangi Kopi Tiam Kota Tua baru bisa kamu ketahui di postingan selanjutnya ya gaes! Bukan di postingan ini loh! Hahahaha.. Mungkin kalian akan bertanya: “Jadi postingan Suatu Siang di Kota Tua Jakarta-nya segini aja Nol?”. Iya sayang, segini aja ya! Hahaha.. Tenang! Jangan marah dong! Kan di awal postingan ini saya udah bilang kalo postingan Suatu Siang di Kota Tua Jakarta ini adalah sekuel kedua dari trilogi postingan Ngider Jakarta! So, it means bakal ada satu postingan terakhir sebagai penutup gaes! Sabar yah, orang sabar disayang Tuhan loh! Mau dong disayang Tuhan? Ya udah makanya sabar dan tunggu aja postingan berikutnya, sambil baca nih summary-nya siapa tau kamu berminat je-je-es ke Kota Tua!

CITY TOUR KOTA TUA IN SUMMARY:
Total Pengeluaran: Rp.50.000,- sd. Rp.100.000,- (kalau berangkat dari Jakarta dan tergantung kamu kemana aja, sama siapa aja, belanja apa aja, dan makan/minum apa aja di Kota Tua). Kalau mau pake trans Jakarta, jangan lupa kamu harus udah punya kartunya ya!
Aftertaste: nggak terlalu bahagia, tapi nggak sedih-sedih amat.
Cocok untuk: orang yang anti kemapanan dan pengen ngabisin weekend sambil nostalgia sambil foto-foto (pastinya) untuk stock foto instagram bulan depan.
Alasan kenapa harus datang ke tempat ini: kalo pengen tau sejarah Jakarta dalam area yang berdekatan, kalo cuma punya waktu sedikit untuk refreshing, kalo lagi kangen masa-masa banyak duit, kalo bosen ke mall karena sebenernya isi dompet cuma tinggal kenangan, dan kalo kamu pengen ngilangin sepi gara-gara sedang patah di bagian pangkal hati, kamu harus datang ke Kota Tua!
Tips: bawa memory card, bawa power bank, bawa air mineral, dan nggak usah bawa kenangan bareng mantan!

Oke, postingan Suatu Siang di Kota Tua Jakarta yang merupakan salah satu bagian dari rangkaian catatan perjalanan Ngider Jakarta, saya akhiri sampai di sini. Tunggu kelanjutan cerita di postingan berikutnya dan semoga postingan ini bermanfaat! See you later gaes!

Mwachmwach!


5 comments:

  1. saya pernah beberapa kali kesini tapi kbanyakan hunting makanan yang ada di gang gang sempit. banyak makanan tradisional tersembunyi hihihihihi

    ReplyDelete
  2. udah lama banget ane gak ke Kota Tua :(
    btw, itu yang di dalem kafe keren juga, jadi penasaran sama Bangi Kopi Tiam :D

    ReplyDelete
  3. nggak sadar kalau di kota tua ada kopi tiam, yang gue tau cuma cafe batavia. udah beberapa kali kesitu sih... tempat kumpul bule yang cinta sejarah..

    ReplyDelete
  4. Menurut gue kota tua jauh lebih baik untuk berlibur daripada main ke mall --'
    Dan sangat disayangkan gue belum pernah main ke kota tua :( Kalau ke Jakarta gue diajakin sama temen-temen buat main ke mall :(

    ReplyDelete
  5. Saya belum pernah ke Jakarta gan :-/
    Kalau bernuansa tua tua gitu di Semarang juga ada. Kota lama namanya. Hehe

    ReplyDelete