Secercah Curhat Digital

Thursday, August 20, 2015


Sejak saya lulus kuliah S1 di akhir tahun 2014 yang lalu, saya semakin jarang bikin tulisan di blog ini ya gaes? Sepertinya saya sudah mengingkari sebuah janji yang saya bikin sendiri sebagi resolusi tahun ini. Ya tapi kan semua ini terjadi karena kesibukan saya dalam mencari nafkah gaes. Ngeblog itu kudu fokus, tapi nyari nafkah harus jauh sejuta kali lipat lebih fokus. Jadi kalo kamu kenal dengan istilah yang namanya prioritas, ya memang mencari nafkah menjadi prioritas utama banget buat saya, terutama semenjak dia mendua. Well, kalo kamu belom kenal sama istilah prioritas, kenalan dulu gih, minta ID Line aja sama si prioritas biar bisa chat dan ngobrol sambil kirim-kiriman sticker 'Oh So Handsome Aliando'. Seru banget kali chat pake Line, gaes! Sekarang juga udah banyak audio sticker yang berisik dan genggeus tuh di Line. Asyik kan?

Jadi gini, di kesempitan kali ini saya mau bandel nih, gaes. Mau nyempetin bikin postingan walaupun cuma seiprit. Iya seiprit, itu lho minuman bersoda, temennya Fanta dan Coca Cola. Udah nggak usah ketawa kalo garing, gaes! Terima aja, telen bulet-bulet!

Btw, di postingan ini saya pengen banget ngebahas tentang social media. Akhir-akhir ini banyak banget ya informasi dan interaksi yang beredar dan terjadi di dunia digital, terutama social media? Misalnya berbagai isu-isu sosial, politik, dan kriminal, orang-orang yang ramai jualan secara online, kuis-kuis dari brand ternama, 'pameran' kesombongan kebahagiaan, keluhan yang mendayu-dayu bagaikan dunia seolah akan runtuh, saling berkomentar dan beradu argumentasi, rayuan gombal yang membahana dari oknum-oknum gatel yang minta banget digarukin, variasi konten mulai dari konten berupa foto - termasuk foto selfie yang mungkin jumlahnya jauh lebih banyak dari butir-butir pasir di pantai - juga konten berupa audio dan visual yang semakin merajalela. Jujur aja saya merasa rebek tiap kali ngebuka social media akhir-akhir ini. Apalagi kalo ngeliat yang suka nyindir dan nyinyir plus marah-marah emosi nggak karuan di social media. Itu maksudnya apa ya? Kurang paham kalo apa yang diposting di social media itu bisa dengan mudah membangun opini publik kali ya? Ya saking rebeknya, saya juga sampe jadi jarang posting blog nih, biar kalian nggak ngerasa rebek juga baca postingan blog saya ini. Iya sih ini alasan yang dibuat-buat sebagai pembenaran. Tapi kan sekarang memang banyak juga blogger yang nggak jelas posting apaan. Pokonya asal posting. Kan rebek ya gaes?

Hal rebek lainnya adalah ketika saya ngeliat orang yang posting selfie 3 kali sehari. Yang kayak gini sih udah pasti bakal saya hapus dari kontak. Maaf aja ini mah, ntar aja temenan lagi di social media kalo penyakit narsisnya udah sembuh yah. Oh, ada satu hal lagi yang bikin mata saya berasa ketusuk pensil faber castle yang baru diserut selain postingan dari gebetan yang sedang foto bareng cewek seksi dan mengumbar kemesraan di depan publik, postingan dari orang-orang yang posting karya orang lain di akunnya tanpa menuliskan credit juga ngeselin banget deh, sumpah! Iya, bahasa simplenya ngaku-ngaku karya gitu deh. Nggak banget ya? IYA!

Ini sebenernya fenomena yang wajar terjadi di social media. Tapi kenapa semakin kesini, kok semakin menjadi-jadi ya? Kok sepertinya banyak yang meremehkan penggunaan social media dan banyak juga yang semakin sok tahu tentang social media ya. Meskipun banyak orang yang sudah cukup lama menggunakan social media, tidak serta merta membuat orang tersebut menjadi lebih bijak dalam menggunakan social media, pun tidak serta merta membuat orang tersebut menjadi lebih mengerti tentang seluk beluk social media. Bahkan jika kita nggak berbicara tentang social media, untuk urusan lainnya dalam berkehidupan ini, rasa-rasanya juga semakin banyak nih orang yang menyepelekan sesuatu dan bertingkah sok tahu. Jadi sebenernya meskipun postingan ini bertujuan untuk ngebahas masalah social media, sebenernya isinya bisa diaplikasikan untuk berbagai hal dalam kehidupan ini lho gaes! Jadi gini, sebut saja perkara sekoteng atau onde-onde. Untuk seseorang yang mengkonsumsi sekoteng atau onde-onde setiap hari bukan berarti dengan begitu saja dia bisa mengklaim dirinya adalah seorang yang jago membuat sekoteng atau onde-onde dan kemudian menjadi master mengenai sekoteng atau onde-onde kan? Analogi yang aneh dong? Ya itulah resiko baca postingan saya, banyak keanehan di dalamnya gaes! 

Saya memang sudah cukup lama malang melintang di bidang social media mulai dari sekedar memiliki berbagai akun social media, menjadi active user, bahkan saya pun pernah menjadi tim pembuat campaign di social media. Sebelumnya maaf banget nih, postingan ini bukan berarti saya juga sok tahu ataupun menyepelekan social media user lainnya. Bukan! Hanya saja, sebagai seorang 'digital people' yang punya ilmu sedikit lebih banyak dan sebagai social media user pemain lama yang agak geli dengan tingkah laku user-user lain, melalui postingan ini saya hanya ingin berbagi, saya ingin mendidik kalian supaya nggak jadi pinter yang keblinger, dan saya juga ingin kalian menjadi sempurna seutuhnya. Tapi balik lagi lah ya, saya juga bukan manusia sempurna, saya juga masih perlu banyak belajar, masih perlu banyak memperbaiki diri, masih perlu lebih bisa memahami. Ya mungkin itu juga sih ya yang bikin dia ninggalin saya. Padahal sih saya sudah berusaha setengah mati untuk menjadi yang paling mengerti tentang dirinya. Yang penting kan saya sudah berusaha menjadi yang terbaik ya. Udah takdirnya aja kali saya harus sendiri lagi. Ya memang hati saya terasa remuk, tapi mungkin itu lah saat dimana saya sedang Tuhan bentuk. Saya mesti lebih bersabar dan mencoba ikhlas dalam melepas. Perkara pasangan kan bukan perkara secepatnya, tapi perkara setepatnya. Ehh serius ini mah masalah semua akan indah pada waktunya, ya kayak lirik lagunya Mumford & Sons yang After The Storm gitu deh. 

♪And there will come a time, you'll see, with no more tears. And love will not break your heart, but dismiss your fears.♪

Ya yang penting kita tetap berkarya dan tetap menjaga etika di social media deh ya. Jadilah orang terpelajar seperti apa yang Pramoedya Ananta Toer sebutkan dalam sebuah karya tulisnya bahwa: "Seorang terpelajar harus berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.". Ngerti kan ya?

Ya udah ya, segitu aja dari saya. Semoga ada manfaat yang bisa kalian petik dari bahasan di postingan ini ya gaes! Harusnya sih ada manfaatnya ya. Malu dong, jarang posting, sekalinya posting nggak bermanfaat. Kalo postingan ini memang nggak bermanfaat, coba aja ubek-ubek lagi blog ini, siapa tau postingan sebelum ini ada manfaatnya lho! 

By the way, kalian ngerti nggak sih apa yang saya bicarakan di postingan ini? Coba deh baca lagi dari atas. Kok saya nggak ngerti ya? Ya gini deh, terkadang saya memang sulit memahami diri sendiri. Ya udah deh, kan di paragraf sebelumnya saya udah bilang 'ya udah ya'. So, ya udah ya.. Apa sih, Nol! Udah ah.

:))

Ciao~

No comments

Post a Comment